Self-Transcendence

"Self-Transcendence", Sebuah Pencarian Keotentikan Diri:

Sumber:
kompas "Self-Transcendence", Sebuah Pencarian Keotentikan Diri Wilhelmus Gonsalit Saur

ARTIKEL "Spiritualitas Perkotaan" tulisan Anto Dwiastoro (Kompas, 28/5/2005) mengundang refleksi mendalam akan eksistensi kemanusiaan kita dalam budaya kota, budaya kapitalis, di hadapan Allah.

GERALD May (Addiction and Grace: Love and Spirituality in the Healing of Addiction, New York: Harper San Francisco, 1988) berkeyakinan bahwa semua manusia memiliki hasrat akan Allah sejak lahir. Hasrat ini merupakan kerinduan terdalam dan harta yang paling berharga pada manusia. Kita mungkin menamai hasrat ini dengan bahasa yang berbeda:
kerinduan akan keutuhan, keharmonisan, atau pemenuhan. Akan tetapi, di balik hasrat-hasrat itu ada suatu kerinduan akan cinta, untuk mencintai dan dicintai, dan untuk semakin dekat dengan Sang Sumber Cinta.

Kerinduan ini adalah hakikat roh manusia untuk berelasi dalam cinta, berelasi secara pribadi. Dalam arti ini, kerinduan akan yang transenden-imanen sekaligus merupakan sebuah kerinduan akan keotentikan diri. Tepatlah apa yang dikatakan Tony Baggot (Spirituality, Vol 2, No 5, 1996) bahwa perziarahan ke dalam diri
sebenarnya merupakan perziarahan ke dalam Allah. Di sanalah kita bertemu muka dengan Allah, di mana segala ilusi dan kepalsuan lenyap dalam benaman cinta tanpa syarat (unconditional love) dari Allah.

Bernard Lonergan, filsuf dan teolog, dalam bukunya Method in Theology (1975) menulis bahwa manusia mencapai keotentikannya dalam transendensi diri (self-transcendence). Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai. Suatu gerak dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih baik.

Namun, ide transendensi diri ini berbenturan dengan penafsiranan realisasi diri atau aktualisasi diri manusia modern yang lebih berciri egois and self-centered. Terhadap hal ini Walter E Conn dalam bukunya The Desiring Self: Rooting Pastoral Counseling and Spiritual Direction in Self-Transcendence (1998) menilai secara kritis akan ide realisasi diri (self-realisation) atau aktualisasi diri (self-actualisation)
dalam masyarakat modern dengan ide penyangkalan diri (self-denial) dalam agama-agama.

Ia menegaskan bahwa melalui transendensi diri, pribadi tidak dikorbankan, tetapi direalisasikan dalam kemanusiaannya yang otentik. Perealisasian diri yang sejati dalam pencarian akan makna, kebenaran, nilai dan cinta akan menolak segala bentuk dorongan egoisme yang berpusat pada diri sendiri (self-centered).

Ini mensyaratkan bahwa seseorang harus mengosongkan diri, bahkan kehilangan diri demi pelayanan cinta bagi sesama. Dalam terang transendensi diri, aktualisasi diri yang otentik bukan merupakan hasil sebuah usaha untuk memenuhi hasrat-hasrat pribadi, melainkan dari sebuah gerak yang melampaui diri untuk membawa kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.

Realisasi diri yang sejati dan pemenuhan diri yang otentik merupakan hasil dari transendensi-diri. Maka transendensi diri adalah suatu respons yang efektif terhadap hasrat dari roh manusia terhadap makna, kebenaran, nilai, dan cinta.

Namun, hasrat untuk transendensi diri ini terbentur oleh unsur tidak sadar (unconscious) dalam diri manusia. Luigi M Rulla (lihat David Couturier. "The Capacity to Promote Justice," Human Development 6/3, 1985) berkeyakinan bahwa unsur tidak sadar (unconscious) dapat memengaruhi kapasitas kita untuk menginternalisasikan nilai (value) dan sikap (atitude).

Pengaruh unsur tidak sadar ini melahirkan inkonsistensi-inkonsistensi dalam hidup keseharian, antara diri ideal (ideal self) dan diri aktual (actual self). Hal ini dengan jelas terungkap dalam artikel "Absurditas Intelektual" Yasraf Amir Piliang (Kompas, 26/5/2005). Ia menulis, "Tidak masuk akal melihat aneka tindakan para akademisi dan intelektual ini yang seakan 'bodoh', tanpa pertimbangan akal sehat dan perhitungan rasionalitas, sehingga menciptakan semacam absurditas intelektual-intellectualis absurditas". Ini membuktikan bahwa "modal intelektual" tidak menjadi jaminan utama untuk menjadi pribadi yang integral dan otentik. Siapa pun kita, entah dosen, pemimpin agama, politikus, pejabat negara, para menteri, wakil presiden dan presiden; orang kaya maupun orang miskin, terkena oleh pengaruh hukum unsur tak sadar (uncounscious) ini. Maka tepat apa yang dikatakan Ahmad Syafii Maarif bahwa kita masih tertatih-tatih dalam upaya memperbaiki masa depan bangsa ini akibat belum satunya antara kata dan laku (Kompas, 1/6/2005).

Pendidikan bukan hanya soal kemampuan untuk menguasai informasi, teknologi, melainkan suatu kemampuan untuk menginternalisasikan nilai dalam kehidupan. Proses penginternalisasian nilai ini perlu menyentuh unsur-unsur tidak sadar (uncounscious) dalam tiap pribadi sehingga ia mampu secara bebas untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya serta untuk mengenal distorsi-distorsi kesadarannya.

Pendidikan mesti membantu orang untuk memperluas wilayah kesadarannya (counscious) dan mempersempit wilayah tak sadar (uncounscious) sehingga mampu untuk memilih nilai yang sejati. Unsur tak sadar ini sangat memengaruhi kita dalam proses mengalami, memahami, menilai, dan mengambil keputusan. Unsur tak sadar sering mengaburkan kemampuan kita untuk memilih kebaikan yang sejati dan kandas pada "yang tampaknya baik" karena dipengaruhi oleh tuntutan kebutuhan-kebutuhan (needs) yang melekat pada diri kita sebagai manusia. Misalnya kebutuhan akan rasa aman bisa memaksa orang untuk korupsi, mencontek, manipulasi,
atau membunuh orang lain, dan lain-lain.

Tantangan untuk mentransendensikan diri bisa semakin rumit dalam kehidupan masyarakat kota. Ada begitu banyak kemungkinan untuk kehilangan integritas dan keotentikan diri. Gaya hidup kota di zaman ekonomi yang berciri kapitalis tanpa sadar telah membentuk suatu "pola pikir kapitalis" yang menekankan kebutuhan akan kesuksesan, kekayaan, persaingan, kontrol, dan kuasa. Ini menjadi suatu kebutuhan baru yang dicari dan diidamkan banyak orang. Tanpa sadar perilaku orang pun
terbentuk dalam sistem kebutuhan ini. Orang berlomba mengejar sukses, popularitas, dan kekuasaan tanpa memperhitungkan nilai lain dan orang lain. Itulah kebutuhan yang sedang dan terus dipromosikan secara jelas yang merasuk-masuk ke alam kesadaran kita yang sebenarnya memiliki distorsi-distorsi yang merongrong hakikat dan martabat manusia sebagai pribadi dan kelompok.

Akibatnya, nilai manusia diukur berdasarkan kesuksesannya, kekayaannya, kekuasaannya, dan kepopulerannya. Manusia dilihat bukan dari hakikat dan martabatnya, melainkan dari fungsi (function) dan perbuatan (doing). Maka relasi dengan sesama lebih berciri subyek-obyek, relasi kepentingan, relasi bisnis. Cara orang berkomunikasi pun berciri subyek-obyek, monolog, bukan dialog yang
menuntut suatu syarat penghargaan terhadap yang lain pada inti kemanusiaannya. Cara berkomunikasi seperti ini hanya menciptakan pembodohan, kompromi, dan ketergantungan, padahal tindakan komunikasi bisa menjadi suatu sarana transendensi diri, transformasi diri dan pencerahan.

Relasi-relasi subyek-obyek ini terus menerobos masuk dalam kehidupan relasi kemanusiaan kita, dalam keluarga, sekolah, pekerjaan, dan pemerintahan. Manusia dilihat sebagai obyek, seonggok daging yang tidak memiliki perasaan dan pikiran. Ia dipandang sebagai "yang umum" dan bukan "yang unik". Relasi kita lebih berciri "umum" daripada pribadi. Akibatnya, manusia teralienasi dari dunia sekitarnya dan
dirinya sendiri. Ia mengalami krisis identitas. Ia hidup tanpa identitas. Ia mencari identitasnya dalam kekuasaan, kekayaan, popularitas. Ia menjadi "hamba" dari hasratnya sendiri.

Bersamaan dengan itu, budaya pasar terus menawarkan kebutuhan-kebutuhan baru dan gaya hidup baru mempermainkan manusia yang bingung kehilangan identitas diri ini. Fantasi untuk menjadi kaya dan berkuasa mengiring orang untuk terlibat dalam kolusi, korupsi, dan berbagai jenis manipulasi lainnya. Dalam arti ini, semua kita yang hidup dalam "cara pikir kapitalis" amat rawan dan rapuh untuk tergoda
menghancurkan integritas dan keotentikan diri.

Ketika ia teralienasi dari dirinya sendiri dan dari masyarakat, ia mencari dasar keberadaannya. Ia mencoba mencari dalam agama-agama, tetapi di sana ia juga teralienasi dari kehidupan agama yang sering berciri legalistik dan "obyektif", di mana sang pribadi ini tidak bisa menempatkan pengalaman kemanusiaannya yang rumit dan kompleks. Agama dengan ciri legalistik dan "obyektif" ini lebih mencari kepuasan diri dan keamanan diri daripada berziarah bersama mereka yang lagi bingung dalam pencarian makna kehidupan yang rumit dan kompleks.

Kecendrungan agama sebagai institusi untuk memberi jawaban terhadap pertanyaan eksistensial manusia sering tidak banyak membantu karena tidak mau mendengar. Orang-orang ini tidak dihadapi secara pribadi, melainkan dihadapi dengan berbagai doktrin dan ajaran suci lainnya.

Yang dicari manusia dalam situasi "krisis" ini adalah hubungan yang bersifat pribadi, di mana harkat dan martabatnya dihargai dan dirangkul. Mereka ingin didengarkan, bukan dihakimi sebagai makhluk yang unik dan pribadi. Relasi yang baik dengan sendirinya membawa penyembuhan dan pencerahan. Kekosongan inilah yang memungkinkan orang untuk mencari dasar keberadaannya dalam Allah (imanen dan transenden) dan memaknai kehidupannya secara baru dalam terang pengalaman
perjumpaan pribadi dengan-Nya. Perjumpaan dengan Sang Pribadi yang Lain ini akan mentransendenkan cara ia memahami dirinya, orang lain, dan alam sekitarnya termasuk cara beragamanya.

Bernard Lonergan menyebut pengalaman perjumpaan yang intim ini sebagai being in love with God. Pengalaman ini membawa orang pada suatu pertobatan atau transendensi diri, suatu pertobatan yang lahir dari relasi cinta. Dalam relasi yang intim ini kebaikan yang terpendam akan mengalir dengan sendirinya karena ia telah menemukan identitas dirinya di hadapan Allah sebagai Subyek, yang unik dan khas.

Hubungan pribadi dengan Allah itu mengantar ia menemukan kembali identitas dirinya yang sejati di hadapan Allah. Dalam doa (meditasi atau kontemplasi) ia menemukan siapa Allah sebenarnya dan siapa dirinya. Dalam pergumulan relasi pribadi dengan Allah itu ia memperbarui gambarannya (image) akan Allah dan gambaran dirinya sendiri dan bersedia untuk menanggung konsekuensi dari keintiman
relasi itu.

Relasi cinta itu melahirkan penyerahan (surrender) total kepada Allah dan kesediaan untuk menerima diri dan realistis dalam hidup. Penolakan terhadap realitas kemanusiaan kita yang kaya akan potensi untuk bertumbuh dan sekaligus rapuh dan mudah terpecah akan melahirkan ilusi-ilusi yang menggerogoti keotentikan diri.

Ilusi-ilusi yang kita bangun dalam "cara berpikir kapitalis" melahirkan kepribadian-kepribadian yang palsu. Kita membangun diri dalam bayangan yang rapuh dan membiarkan ilusi itu mengilas kita sendiri. Kita seperti orang yang kehilangan identitas diri dan mengembara dalam pencarian yang tiada hentinya di luar diri. Sebenarnya kita dibelenggu oleh hasrat kekuasaan, popularitas, dan kekayaan yang tidak mengantar kepada keotentikan diri (true self).

Kembalilah ke kedalaman dirimu, dan di sana Allah akan berkisah tentang cinta dan hasrat-Nya untukmu dan hasratmu untuk dirimu sendiri, untukNya, sesama dan alam sekitarnya.

Wilhelmus Gonsalit Saur Penulis Sedang Belajar dalam Bidang Spiritual Direction (Bimbingan Rohani) di Melbourne College of Divinity, Melbourne.

Anda pengunjung ke:
by autoren-gedichte.de

kenali watak anda

Mereka yg suka memeluk bantal biasanya berjiwa seni. Mereka mempunyai penghargaan yg tinggi terhadap lukisan, musik dan sastra. Perasaan mereka halus dan jiwa mereka romantik. Kadangkala ada yg boleh membaca peristiwa yg akan berlaku melalui mimpi. Mereka
juga sangat prihatin terhadap kesusilaan.

-- 2) Menggunakan Banyak Bantal
Mereka biasanya kurang keyakinan.Dalam kehidupan seharian mereka memerlukan banyak pendamping. Mereka jarang membuat keputusan sendiri, sebaliknya mendapatkan pandangan orang lain.

-- 3) Tidur Dengan Satu Bantal
Mereka bukan jenis mengada-ngada dan boleh menerima keadaan seadanya. Mereka juga membuat keputusan berdasarkan fikiran dan bukan nafsu semata-mata.

-- 4) Meletakkan Bantal Di Bawah Kaki
Mrk mempunyai sifat kurang baik. Mereka jarang bergaul dgn org ramai, malah kaku dalam pergaulan. Ini menyebabkan mereka cenderung bersifat egois. Mereka juga gemar menempuh jalan pintas utk mencapai
cita2. Mereka tdk suka berusaha.

-- 5) Tidur tanpa Bantal
Mereka memiliki sifat percaya diri yg sangat tinggi. Kadangkala sifat percaya diri ini akhirnya akan membawa kepada sifat ego.

-- 6) Tidak punya bantal
Kasian deh lo..

-- 7) Nemu bantal
Beruntung deh lo...

-- Tidur gigit bantal.
Kelaparan deh lo...

-- 9) Tidur sambil lempar bantal.
Kesurupan setan..karena sering nonton acara PENAMPAKAN

-- 10) Tidur di bawah bantal.
Mati konyol... aja huehuehue...


SITUS MILIS : dsm_chat

Anda pengunjung ke:

by autoren-gedichte.de

Beberapa Ikon Waze

Seturut level pengedit petw waze memilik beberapa ikon untuk para pengedit peta sebagai berikut:







__oo0oo__




sejenak ber-"menung".

...dalam keriuhan perjuangan hidup kita, mungkin situs di bawah ini dapat membawa kita sebentar menemukan kekuatan baru untuk berjuang.
Silakan masuk ke situs ini, lalu klik bagian view presentation. On-kan volumenya. Selamat menikmati.
Mohon sedikit bersabar untuk yang memakai modem dan dial connection, sebab memerlukan waktu untuk down-load.


Tuhan memberkati.

Anda pengunjung ke:
by autoren-gedichte.de

sekedar ber humor

Siapa Pernah Lihat Burung?

Seorang pastor asal negara asing mempunyai hobby memelihara burung. Suatu pagi pastor mendapati burungnya dicuri orang. Karena sangat sedih, sang pastor bermaksud pada misa minggu depan menanyakan masalah ini ke pada umat. Supaya tak mencolok, sengaja pastor menyiapkan khotbah berthema "Jangan mencuri". Pada moment yang tepat pastor bertanya ke pada umat di gereja dengan bahasa Indonesia-nya yang belum fasih betul:

"Siapa menyimpan burung, harap berdiri". Mendengar pertanyaan ini, maka seluruh jemaat laki-laki berdiri.

Menyadari ada kesalahan komunikasi, sang pastor asal luar negeri itu buru-buru mengoreksinya:
"Maksud saya ..... siapa pernah lihat burung?". Maka seluruh jemaat wanita berdiri.

Sang pastor mulai panik melihat pertanyaannya keliru lagi, dengan muka merah karena malu beliau bertanya lagi:
"Maaf, maksud saya ..... siapa pernah lihat burung yang bukan miliknya?". Maka separuh jemaat wanita berdiri.

Muka sang pastor makin merah, kepanikannya menjadi-jadi:

"Maaf, maaf ......maksud saya ....... siapa pernah lihat burung saya?". Segera saja semua anak altar berdiri.


tertawalah, bikin awet

Sudah pernah dengar ’laughing everyday keeps the doctor away’ ?

Tertawa memang salah satu bentuk pengekspresian diri yang paling menyenangkan, sekaligus juga merupakan salah satu misteri universal. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa tertawa bermanfaat banyak untuk kesehatan Anda. Dengan melakukan hal satu ini, Anda dapat melepaskan emosi dan ketegangan yang tertahan. Simpanan emosi dalam diri Anda pada saat marah, takut, sedih, stress, atau bosan yang harus disalurkan seakan menemui ’pipa’ yang cocok dengan tertawa. Apalagi kalau bukan karena tertawa merupakan salah satu alternatif terbaik untuk menemukan jalan keluar dari ketegangan.

Bagaimana sih sebenarnya tertawa bisa sebegitu penting dan menjadi obat awet muda yang manjur? Saat Anda terangsang untuk tertawa, otak menekan Anda untuk melakukan dua hal yang simultan. Pertama adalah visual, yang terdiri dari gerakan muka khusus, kedua adalah phonic yang mengeluarkan bunyi tertentu. Selama tertawa, ada banyak perubahan dalam banyak bagian tubuh termasuk tangan, kaki dan otot. Lima belas otot muka berkontraksi dan terdapat rangsangan elektrik pada sebagian besar otot mulut.

Dalam keadaan tertentu, pembuluh air mata terangsang, sehingga selagi mulut terbuka dan tertutup ada suatu dorongan untuk menghisap udara yang cukup, sehingga muka memerah dan mata berair.

Penelitian medis pun mengemukakan bahwa dengan tertawa, Anda akan mendapatkan keuntungan psikologi terhadap kesehatan. Tertawa yang merupakan respon psikologi terhadap humor akan membuat Anda lebih bisa menangani sesuatu yang sulit dengan lebih tenang secara emosional. Bila masih penasaran apa saja yang bisa dilakukan oleh ’si tawa’ ini, boleh Anda cek sendiri di bawah..

1. Penghilang stress
Tertawa yang berasal dari dalam hati dan bukan sekedar basa-basi belaka akan mengurangi tingkat stress tertentu. Bukan itu saja, tertawa bahkan juga menumbuhkan hormon. Ini sangat bagus karena hormon stress itu sendiri akan menekan sistem kekebalan, sehingga meningkatkan jumlah platelet (sesuatu yang dapat menyebabkan gangguan dalam arteri) dan meningkatkan tekanan darah Anda. Jadi rajin tertawa menghindarkan Anda dari serangan hipertensi.

2. Penebal kekebalan tubuh
Tertawa pada dasarnya akan membawa keseimbangan pada semua komponen dalam sistem kekebalan tubuh Anda. Dengan sistem kekebalan tubuh yang semakin kuat, penyakit tidak mudah menghampiri, sehingga tertawa bisa menjadi ’vitamin’ tambahan yang menjaga tubuh Anda rentan penyakit.

3. Penambah jumlah oksigen
Tertawa akan meningkatkan aliran darah sekaligus juga oksigen dalam darah, yang dapat melancarkan pernapasan Anda. Bagus untuk Anda yang menderita asma. (hanyawanita.com)

Istilah pada Posting

Dear all,

Pengetahuan ttg istilah2 yg dipakai berbagai member saat posting:

OOT: Out Of Topic
VOOT: Very Out Of Topic
WTB: Want To Buy
WTS: Want To Sell
AFAIK: As Far As I Know
CMIIW: Correct Me If I'm Wrong
IMO: In My Opinion
IMHO: In My Humble Opinion
Thx: Thanks
TIA: Thanks In Advance
LOL: Lots Of Laugh
ROTFL: Rolling on The Floor Laughing
SOL: Sorry One Liner
AMDG: Ad Majorem Dei Gloriam
MGBU: May God Bless You

Salam,

Pilihan Berani

(Orang lahir sebagai “anak”, tetapi harus belajar sebagai “saudara”) begitu menggugah dan inspiratif, membuat saya semakin pelan-pelan membaca kalimat-kalimat berikutnya. ‘Belajar bergardian dan menjadi gardian’, itu sudah biasa pikirku dalam hati, tetapi ungkapan ‘Belajar sebagai saudara ‘, rasanya masih langka kedengarannya. Sekurang-kurangnya untuk saya pribadi. Saya menduga bahwa ungkapan ini tidak akan kalah populernya dengan ungkapan : “Kita bersaudara bukan karena hubungan darah tetapi karena hubungan air : (baca :satu baptisan). Kita bersaudara bukan karena hubungan darah tapi hubungan ‘udara’, hubungan ‘nafas’ atau ‘spirit’ atau ‘semangat’ (baca : semangat fransiskan) Kita bersaudara bukan karena hubungan darah tapi hubungan ‘darat’ (baca : mendarat tidak hanya sebatas spekulasi yang mengawang). Persaudaraan kita berangkat dari komunitas dan mendarat di ‘lapangan’. Dan jangan lupa juga supaya sama-sama ‘mendarat’. Ha ha ha ha..... Memang, berani atau tidak, kita sudah lahir sebagai ‘anak’ dan sudah belajar juga sebagai ‘saudara’ tetapi berani memilih lahir kembali sebagai ‘saudara’ ? He he he he……Siapa takut ????????? Demikian dulu kami renungkan secara sederhana dalam komunitas kami.

Dalam poin kedua, saya berhenti agak lama ‘mengunyah’ kalimat ini ; «Allah kita yang Tritunggal berhakekat hubungan, berwujud kesatuan bebas Pribadi ». Allah Tritunggal berbisik lembut mengajak untuk berani bertobat dari pribadi yang dimandulkan oleh egosentrisme dan egoisme ke pribadi yang disuburkan oleh kesatuan dan kebebasan sosial dan universal. Berani membongkar Tirani Diri Sendiri untuk siap dan rela dibangun kembali oleh SANG PEMBANGUN untuk menjadi pribadi yang subur dan menyuburkan hubungan kesatuan dan kebebasan penuh kasih, sekurang-kurangnya secara komuniter. Keberanian untuk membongkar Tirani Diri Sendiri kiranya menjadi tahapan yang sangat mendasar, primer dan signifikan untuk kelahiran baru sebagai saudara. Pada saat yang sama, keberanian ini juga sekaligus menerangi dan menyucikan hati dari segala sesuatu yang menghambat hubungan penuh kasih dengan saudara. Contoh kongkrit dan aplikatif pasti bisa disharingkan saudara Kornel. Gitu kan Kornel ? Kog diam aja sih kamu sekarang ? Sariawan ya ?

“Tak terbilang banyaknya “pilihan berani” yang dapat membangun Kerajaan Allah. Apakah tidak mung­kin setiap persaudaraan Ordo bersama mendalami tantangan-tantangan khas ini dalam kapitel setempat dan setiap bagian Ordo membahasnya di dalam pertemuan regio? Halaman-halaman Ordo di internet memberikan kesempatan luar-biasa untuk berbagi hasil pemikiran saudara de­ngan segenap Ordo.”

Demikian tertulis dalam bagian kesimpulan dari surat edaran ini. Jadi masih banyak “pilihan berani” yang masih terbuka kita sharingkan bersama. Dan sekiranya ada mailing-list persaudaraan kita sedunia, nampaknya menarik juga untuk mengikutinya. Mungkinkah kita bisa mengusulkan supaya ada mailing-list sedunia? Kita berharap ada komentar panitia mailing-list kita ini. Karena boleh jadi usulan ini ‘impossible’ dan terlalu "berani memilih" atau kurang relevan.

Mungkin ada saudara yang mau melanjutkan ke point – point berikut atau ada yang rela menanggapi. Bagian yang sedang digeluti saudara Hilarius Kemit juga ada pada point-point berikutnya. Mungkin ada hubungannya dengan “Pisang Ambon”. Dan mungkin saudara Sirilus setuju dengan salah satu butir nasehat surat edaran ini yakni membangun satu komunitas dekat dan bersama dengan orang miskin dan terpinggirkan misalnya dekat dengan orang-orang gila. Oke saya cukupkan dulu sampai di sini.

Salam,

(Sdr Hiasintus Sinaga)



Menemukan Mutiara

Setelah menyelesaikan artikel "Sukar Merasa Bahagia" terasa masih ada sesuatu yang mengganjal di hati. Sepertinya belum mendapatkan 'dessert' setelah menyelesaikan 'the main course'. Sepertinya belum ngopi atau merokok setelah menikmati makanan yang lezat dan pedas.

Kemudian sekilas saya teringat kata-kata Mother Theresa, dan saya sungguh tak ingat persis kata-katanya itu - dan agak segan pula untuk mencarinya - yang intinya: "Pada akhirnya, masalah apapun yang engkau hadapi, sebenarnya bukanlah masalah antara engkau dengan orang atau keadaan tersebut, melainkan antara engkau dengan Tuhan."

Kembali kepada tulisan de Mello, kata-kata itu dapat disejajarkan dengan mengatakan masalah apapun yang menjadi "mimpi buruk" yang membuat engkau tidak berbahagia pada intinya yang paling dalam adalah masalah relasi engkau dengan Tuhanmu (apakah beres atau bermasalah). Mimpi buruk itu adalah "attachment" atau keterikatan yang menjadi beban kronis yang tidak perlu. Dengan "detachment" atau "kenosis" orang mengosongkan atau membebaskan dirinya dari beban batin yang berat tersebut.

Dengan kata-kata Mother Teresa itu menjadi jelas kata-kata Yesus yang mengundang manusia memasuki relasi dengan Dia: "Marilah kepadaKu semua yang berbeban berat..." dan menyerahkan beban itu ke bawah kaki salibNya. Beban itu akan disatukan dengan korban salib sehingga akhirnya menjadi ringan: "kuk yang Kupasang itu enak" artinya tidak menyakitkan dan "bebanKu pun ringan"...

Mengapa beban batin yang berat dan kuk yang menyakitkan bahu itu terasa ringan dan enak saat kita memasuki dimensi illahi yaitu dalam relasi dengan Tuhan? Karena Tuhan meminta kita untuk memindahkan beban itu dari hati kita kepada salibNya. Alih-alih kita terus memikulnya maka beban itu diambil alih oleh Tuhan. Kita diminta untuk "melepaskan beban" itu dan 'what's that supposed to mean?'... apa makna kata-kata itu?

Bila kita bermasalah dengan seseorang, seperti marah, kesal, benci, curiga, sakit hati, dendam, maka makna melepaskan beban "mimpi buruk" itu berarti dengan memaafkan orang tersebut. Kedua, kemudian dengan mendoakan orang itu. Inilah inspirasi reflektif daripada sabda Yesus sendiri pada saat tergantung di kayu salib pada detik-detik menjelang akhir hayatNya: "Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang diperbuatnya."

Ya, mereka memang benar-benar tidak tahu, karena merekapun dibius oleh "mimpi buruk" mereka masing-masing. Mereka mengira dengan melakukan perbuatan yang menyakitkan kita itu mereka akan mencapai kepuasan yang secara keliru diidentikkan dengan kebahagiaan.

Para imam dan imam agung itu pun yakin bahwa Yesus yang penghujat Allah itu harus dimatikan supaya kemurnian agama Yudaisme tidak ternoda oleh kemusyrikan. Bagi mereka lebih baik satu orang mati buat semua daripada semuanya binasa karena ajaran sesat orang itu.

Maka kitapun semakin dapat mengerti mengapa seorang radikalis fanatik mampu membunuh sesama 'atas nama agama' karena terbius oleh mimpi akan memperoleh nikmat surga bila mereka melaksanakan "tugas mulianya" itu dengan sebaik-baiknya.

Tuhan memberi amanat melalui doa Bapa Kami bahwa kita harus mengampuni sesama supaya kita berhak (entitled) memperoleh pengampunan dari Tuhan. Kata "seperti" mempunyai konotasi "get equal" atau "quid pro quo" yaitu untuk mendapat A engkau harus memberi B. Bila B tidak diberi maka A pun tidak bisa diperoleh. Ini transaksi yang sangat legal atau sah secara hukum. Just that simple! Betapa sederhananya!

Maukah kita terbebas dari beban yang menghimpit hati kita? Harganya ialah kita harus mengampuni orang dan situasi buruk yang menyakitkan kita. Atau dengan kata yang lebih sederhana ialah untuk mulai menerima orang atau keadaan buruk itu "sebagai apa adanya" tanpa penghakiman apapun (kesal, sedih, benci, takut) dari pihak kita. Kita dikecewakan oleh pasangan hidup kita, maka terimalah dia "apa adanya" seperti dulu pertama kali bertemu dan menerima dia seperti "apa adanya". Kita terhimpit dan merasa sengsara karena mengidap penyakit kronis yang tidak kunjung sembuh, terimalah keadaan itu "apa adanya" dan angkat ke dimensi illahi yang lebih tinggi ke salib Tuhan dan stop "menyayangi" penyakit tersebut dengan terus membahasnya kepada siapapun yang kita jumpai. "Kamu tidak tahu sih, saya kan kena DB, gula saya di atas 300 dsb," itu itu saja yang dibahas kepada siapapun yang dijumpai.

Kisah Si Anak Hilang dari Lukas itu juga memberikan jawaban yang jelas mengenai 'metanoia' si anak durhaka tersebut. Ia mengalami kesusahan yang luar biasa. Anak kaya manja yang biasa hidup dan makan enak, harus mengalami keadaan terhina, menjadi budak dan harus survive dengan mencuri dan makan pakan babi. Jadi derajatnya telah jatuh sedemikian rupa sehingga hanya sejajar dengan babi saja! Ia sadar bahwa masalahnya bukan masalah "makan pakan babi" (itu hanya akibat) karena sumber masalahnya ialah "pemutusan relasi" dengan bapanya. Itulah titik awal mula segala penderitaannya - setelah sejenak menikmati masa berfoya-foyanya. Ia sadar bapaknya tidak pernah tega memperlakukan orang-orangnya sebagai budak, atau sampai memaksa mereka mencuri makanan babi karena tidak diberi upah cukup atau konsumsi. Maka ia memutuskan untuk "memperbaiki relasi" dirinya dengan bapanya, bahkan at all cost, termasuk "tidak dianggap sebagai anak" melainkan sebagai "pekerja upahan" saya. Ia tidak yakin bapanya akan mengampuninya, tetapi masih ada setitik harapan untuk diterima sebagai pekerja. Bagi dirinya itu sudah cukup karena pasti tidak akan kelaparan atau harus mencuri makan pakan babi. Dengan keyakinan dan tekad bulat itu ia "kembali kepada bapanya." Suatu metanoia memang!

Dan di sinilah kita menyaksikan bahwa hukum ini bersifat timbal balik. Begitu mereka yang berada di dimensi yang lebih rendah mengangkat masalahnya kepada pihak yang memiliki dimensi rohani yang lebih tinggi, maka masalah itu langsung menjadi lebur. Mengapa? Karena siapapun yang memiliki dimensi rohani yang lebih tinggi tidak mungkin untuk "tidak memaafkan". Just impossible! Kalau ia tidak memaafkan maka ia justru turun dan "get even" dengan orang yang dimensi rohaninya lebih rendah itu. Itu baru bicara soal relasi antara sesama manusia, bagaimana lagi dengan rekonsiliasi dengan Tuhan. Tuhan tidak mungkin untuk tidak mengampuni manusia, tetapi soalnya apakah manusia itu sendiri sudah berubah melakukan metanoia untuk mengampuni sesama dan juga mengampuni dirinya sendiri. Banyak lho orang yang bisa mengampuni kekurangan orang lain, tetapi sangat sukar mengampuni kesalahan-kesalahannya sendiri dari masa lampaunya.

Di samping kita melihat hukum tak terlelakkan bahwa orang yang minta ampun pasti diampuni oleh pihak dengan dimensi rohani yang lebih tinggi kita juga melihat hal lain. Kita melihat bahwa si Bapa anak hilang itu justru mulai dengan memulihkan status anak durhaka itu menjadi anak. Ia diberi baju, kasut dan cincin, semuanya perlambang sebagai anak dan bukan budak. Di sini kita belajar bahwa 'pengampunan' itu memiliki nilai spiritual yang lebih tinggi dari pembalasan dendam, apalagi 'hukum taurat' yang bersifat 'get equal' atau 'vindikatif". "Mata ganti mata, gigi ganti gigi". "Noli me tangere." (jangan sentuh aku). "Engkau menyerang aku, engkau aku habisi". Sama sekali tidak ada toleransi, sama sekali tidak ada pengampunan; yang ada hanya iri hati, dengki, dan nafsu membalas dendam.

Mutiara yang hilang itu ialah menemukan kebenaran bahwa "kebahagiaan hanya ada bila manusia selalu mau berdamai dengan Tuhan, dengan sesama dan dengan dirinya sendiri." "Carilah dulu Kerajaan Allah, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu."

Kerajaan Allah itu ada di dalam 'sacrosactum' yang paling dalam di dalam batin manusia di mana Tuhan yang immanen menjadikannya sebagai kenisahNya, karena di sana hanya ada kedamaian dan cinta kasih sejati. Bila manusia mau 'diving inward' menuju 'sakristi pribadi' itu maka di sana ia pasti menemukan Sang Juru Selamat, yaitu Sumber Segala Kebahagiaan. Dan setiap orang mempunyai sakristi itu di dalam hatinya yang terdalam.

Persoalan terakhir ialah bagaimana caranya menyelam ke dalam 'inner sanctum' tersebut? Awal Mazmur telah membuka rahasianya: 'yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN dan yang merenungkannya siang dan dalam.." Kata kunci bukan terletak pada Taurat tetapi pada kata "merenungkannya" siang dan malam. Artinya terus menerus -setiap saat menggali dan menghayati inspirasi dari firman Tuhan. "Tansah eling" demikian falsafah Kejawen, "zen meditating" demikian falsafah Buddhist Jepang. Semuanya merujuk kepada kearifan spiritual yang sama dengan senantiasa eling kepada firman Tuhan, dalam hal ini memelihara relasi yang baik dan benar dengan Tuhan, sesama (lingkungan) dan diri sendiri, manusia dapat terus menjaga 'kontinuum' kebahagiaannya.

Mang Iyus (yang lagi mendem)

milik para penjudi


Bekas mobil Paus telah dibeli oleh Big Bos Kasino Golden Palace Mr. Richard Rowe, ia melakukan ini sebenarnya untuk tujuan promosi bagi Kasino nya. Dgn memenangkan lelang tsb nama Golden Palace Casino akan jadi lebih mencuat dan lebih dikenal diseluruh dunia. Disamping itu ia berhasrat untuk memanfaatkan mobil ini sebagai daya tarik bagi para penjudi di casino nya. Para tamu VIP dari Casino akan dijemput oleh “mobil suci” dari Paus, siapa tahu dgn naik mobil azimat tsb hokie nya bisa jadi naik jadi berlipat ganda.

Kasino Golden Palace memang sangat pinter sekali melakukan promosi, antara lain ia telah membeli hak nama dari bayi kembar tiga yg dilahirkan pada tgl 25.4.2005 dimana ketiga bayi tsb di wajibkan untuk memakai nama Golden Palace Casino 1 s/d 3 untuk ini Ibu dari bayi kembar tiga tsb mendapatkan imbalan sebesar US$ 12.000. Dan sejak saat tsb banyak sekali orang yg menawarkan kesediaannya untuk merubah namanya menjadi Golden Palace Casino. Sumber (Online-Spiegel 6.5.2005)

http://jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=170160

Kasino Beli Mobil Paus Rp 2,3 M
BERLIN - Mobil Volkswagen Golf bekas yang pernah dimiliki oleh Paus Benediktus XVI terjual dengan harga cukup tinggi dalam sebuah lelang online perusahaan eBay dua hari yang lalu (5/5). Kasino Golden Palace di Austin, Texas, Amerika, membuat palu lelang diketukkan pada harga USD 244.000 (sekitar Rp 2,3 miliar).

Mobil keluaran tahun 1999 berwarna abu-abu metalik tersebut ditawarkan oleh Benjamin Halbe, 21, yang berasal dari kota Olpe di wilayah barat Jerman. Benjamin mengatakan bahwa dia membeli Volkswagen yang dilengkapi dengan alarm antimaling itu seharga EUR 10.000 (sekitar Rp 122 juta) pada Januari lalu.

Diler tempatnya membeli mobil itu menjuluki Volkswagen tersebut sebagai "mobil surgawi". Mobil itu dia beli saat Ratzinger masih mejabat kardinal di Jerman. Benjamin dikabarkan menjual mobil tersebut melalui lelang online saat dia terbaring di rumah sakit karena penyakit gastritis (radang lambung).

"Pertama-tama saya akan membeli mobil lagi dan kemudian pergi berlibur," katanya setelah menjual mobil tersebut dengan harga 24 kali lipat itu. Speedometer mobil berpintu lima tersebut menunjukkan angka 75.000 km (47.000 mil). Selain itu, Benjamin menunjukkan beberapa surat registrasi atas nama Joseph Ratzinger yang sekarang bergelar Paus Benediktus XVI.

Kasino pembeli mobil manual yang dilengkapi AC tersebut juga pernah membeli beberapa barang cukup unik. Bahkan, dalam website-nya, ditampilkan sandwich panggang keju yang tekstur gosongnya secara tak sengaja dianggap mirip Perawan Suci Maria. Selain itu, terdapat potongan ayam panggang yang menyerupai wajah mendiang Paus Johannes Paulus II.

Juru bicara eBay di Jerman Daphne Rauch mengatakan bahwa harga mobil tersebut telah menjadi dua kali lipat selama 24 jam pelelangan. Ada sekitar 8,4 juta peminat yang mengunjungi website eBay dalam sepuluh hari pelelangan. Lelang ditutup Kamis lalu (5/5) bersamaan dengan Hari Kenaikan Yesus.

"Saya belum pernah menyaksikan yang seperti ini," kata Rauch. Namun, dia belum tahu kapan orang kasino tersebut akan membawa mobil itu. Tawaran terendah untuk mobil tersebut adalah EUR 9.999 (sekitar Rp 121,9 juta). Penawar sebelumnya dengan harga 1 juta euro (sekitar Rp 12 miliar) ternyata tidak serius.

Sementara itu, menurut kantor berita AFP, Paus Benediktus XVI mungkin belum pernah mengendarai mobil itu. Menurut sumber dari gereja Katolik, paus tidak mempunyai surat izin mengemudi (SIM). Mobil itu dibeli oleh sekretaris pribadi paus di wilayah selatan Jerman, yang kemudian membawanya ke rumah tinggal kardinal. Setelah itu, Volkswagen tersebut dicatatkan atas nama Josef Kardinal Ratzinger dengan alamat Citta del Vaticano dan berpelat nomor CD 140 XG. (AFP/Rtr/BBC/hep)

Teman di Jalan





Aku punya beberapa waktu luang, jadi apa yang bisa kuperbuat?
Ku lihat komputer untuk mengetahui jikalau kuingin tahu kabarmu!



Ku beralih menuju sebuah kotak penerima email
Sepertinya tidak segera kudapati, lalu ku tunggu bak siput





Melihat2 email adalah hal yang selalu menyenangkan!
Aku biasanya mendapati guyonan atau ucapan dari seseorang

Ku rasa keberuntungan karena di ujung lain,
Aku tahu bahwa ku terhubung dengan seorang teman





Jika aku telah melewati hari yang berat dan butuh berbagi,
Disini ku bisa menemukan teman yang akan
mendengarkan dan mau mengerti

Dan kepada teman2, Ku harap mereka mengetahui
Bahwa aku selalu disini untuk mereka juga!




Bukankah ini sebuah cara aneh ikatan yang terwujud?
Inikah yang sebetulnya seperti kewajaran?

Tapi, bagaimanapun tulisan, hadap muka itu perlu,
Untuk kamu semua jadilah teman ku



Bahwa lelucon kecil atau catatan atau hanya sebuah
sederhana "Hai", Dapat seperti sinar yang berasal dari
cahaya mentari dari angkasa!

Jadi teman di jalan ku, ini persembahanku untuk mu,
Untuk semua senyuman yang kau buat baru!




Mari pertemanan kita tumbuhkan,
Dan kehangatan kita rasakan kan selalu mengalir!

Selalu ingat ini...
Sebuah senyum adalah hal mudah untuk ditinggalkan
sepanjang jalan Semacam cahaya dari cuaca
musim panas, Didalamana hari yang baik!!




Terima kasih untuk mu untuk menjadi teman2 jalan ku!!!






Melakukan hal terbaik

Hanya meneruskan kiriman seorang teman. Selamat menikmati.

Kisah berikut ini sangat menyentuh perasaan, dikutip dari buku "Gifts From The Heart for Women" karangan Karen Kingsbury. Buku ini dapat Anda peroleh di toko buku Gramedia, maupun toko buku lainnya. Kisahnya sbb:

====================================
Bahkan Seorang Anak Berusia 7 Tahun
Melakukan Yang Terbaik Untuk ...
====================================


(foto: Ciela Warman, Jakarta 4 Mei 05)

Di sebuah kota di California, tinggal seorang anak laki2 berusia tujuh tahun yang bernama Luke. Luke gemar bermain bisbol. Ia bermain pada sebuah tim bisbol di kotanya yang bernama Little League. Luke bukanlah seorang pemain yang hebat. Pada setiap
pertandingan, ia lebih banyak menghabiskan waktunya di kursi pemain cadangan. Akan tetapi, ibunya selalu hadir di setiap pertandingan untuk bersorak dan memberikan semangat saat Luke dapat memukul bola maupun tidak.
Kehidupan Sherri Collins, ibu Luke, sangat tidak mudah. Ia menikah dengan kekasih hatinya saat masih kuliah.

Kehidupan mereka berdua setelah pernikahan berjalan seperti cerita dalam buku-buku roman. Namun, keadaan itu hanya berlangsung sampai pada musim dingin saat Luke berusia tiga tahun. Pada musim dingin, di jalan yang berlapis es, suami Sherri meninggal karena mobil yang ditumpanginya bertabrakan dengan mobil yang datang dari arah berlawanan. Saat itu, ia dalam perjalanan pulang dari pekerjaan paruh waktu yang
biasa dilakukannya pada malam hari.

"Aku tidak akan menikah lagi," kata Sherri kepada ibunya. "Tidak ada yang dapat mencintaiku seperti dia". "Kau tidak perlu menyakinkanku," sahut ibunya sambil tersenyum. Ia adalah seorang janda dan selalu memberikan nasihat yang dapat membuat Sherri merasa nyaman. "Dalam hidup ini, ada seseorang yang hanya memiliki satu orang saja yang sangat istimewa bagi dirinya dan tidak ingin terpisahkan untuk selama-lamanya. Namun jika salah satu dari mereka pergi, akan lebih baik bagi yang ditinggalkan untuk tetap sendiri daripada ia memaksakan mencari penggantinya."

Sherri sangat bersyukur bahwa ia tidak sendirian.
Ibunya pindah untuk tinggal bersamanya. Bersama-sama, mereka berdua merawat Luke. Apapun masalah yg dihadapi anaknya, Sherri selalu memberikan dukungan sehingga Luke akan selalu bersikap optimis. Setelah Luke kehilangan seorang ayah, ibunya juga selalu berusaha menjadi seorang ayah bagi Luke.

Pertandingan demi pertandingan, minggu demi minggu, Sherri selalu datang dan bersorak-sorai untuk memberikan dukungan kepada Luke, meskipun ia hanya bermain beberapa menit saja. Suatu hari, Luke datang ke pertandingan seorang diri. "Pelatih", panggilnya.
"Bisakah aku bermain dalam pertandingan ini sekarang? Ini sangat penting bagiku. Aku mohon ?"

Pelatih mempertimbangkan keinginan Luke. Luke masih kurang dapat bekerja sama antar pemain. Namun dalam pertandingan sebelumnya, Luke berhasil memukul bola dan mengayunkan tongkatnya searah dengan arah datangnya bola. Pelatih kagum tentang kesabaran dan sportivitas Luke, dan Luke tampak berlatih extra keras dalam beberapa hari ini.

"Tentu," jawabnya sambil mengangkat bahu, kemudian ditariknya topi merah Luke. "Kamu dapat bermain hari ini. Sekarang, lakukan pemanasan dahulu." Hati Luke bergetar saat ia diperbolehkan untuk bermain. Sore itu, ia bermain dengan sepenuh hatinya. Ia berhasil melakukan home run dan mencetak dua single. Ia pun berhasil menangkap bola yang sedang melayang sehingga membuat timnya berhasil memenangkan pertandingan.

Tentu saja pelatih sangat kagum melihatnya. Ia belum pernah melihat Luke bermain sebaik itu. Setelah pertandingan, pelatih menarik Luke ke pinggir lapangan. "Pertandingan yang sangat mengagumkan," katanya kepada Luke. "Aku tidak pernah melihatmu bermain sebaik sekarang ini sebelumnya. Apa yang membuatmu jadi begini?"

Luke tersenyum dan pelatih melihat kedua mata anak itu mulai penuh oleh air mata kebahagiaan. Luke menangis tersedu-sedu. Sambil sesunggukan, ia berkata "Pelatih,
ayahku sudah lama sekali meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil. Ibuku sangat sedih. Ia buta dan tidak dapat berjalan dengan baik, akibat kecelakaan itu. Minggu lalu,......Ibuku meninggal." Luke kembali menangis.

Kemudian Luke menghapus air matanya, dan melanjutkan ceritanya dengan terbata-bata "Hari ini,.......hari ini adalah pertama kalinya kedua orangtuaku dari surga
datang pada pertandingan ini untuk bersama-sama melihatku bermain. Dan aku tentu saja tidak akan mengecewakan mereka.......". Luke kembali menangis terisak-isak.

Sang pelatih sadar bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat, dengan mengizinkan Luke bermain sebagai pemain utama hari ini. Sang pelatih yang berkepribadian sekuat baja, tertegun beberapa saat. Ia tidak mampu mengucapkan sepatah katapun untuk
menenangkan Luke yang masih menangis. Tiba-tiba, baja itu meleleh. Sang pelatih tidak mampu menahan perasaannya sendiri, air mata mengalir dari kedua matanya, bukan sebagai seorang pelatih, tetapi sebagai seorang anak.....

Sang pelatih sangat tergugah dengan cerita Luke, ia sadar bahwa dalam hal ini, ia belajar banyak dari Luke. Bahkan seorang anak berusia 7 tahun berusaha melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan orang tuanya, walaupun ayah dan ibunya sudah pergi selamanya... Luke baru saja kehilangan seorang Ibu yang begitu mencintainya...

Sang pelatih sadar, bahwa ia beruntung ayah dan ibunya masih ada. Mulai saat itu, ia berusaha melakukan yang terbaik untuk kedua orangtuanya, membahagiakan mereka,
membagikan lebih banyak cinta dan kasih untuk mereka.
Dia menyadari bahwa waktu sangat berharga, atau ia akan menyesal seumur hidupnya...

=========================================
Hikmah yang dapat kita renungkan dari kisah Luke yang HANYA berusia 7 TAHUN:

Mulai detik ini, lakukanlah yang terbaik utk membahagiakan ayah & ibu kita. Banyak cara yg bisa kita lakukan utk ayah & ibu, dgn mengisi hari-hari mereka dgn kebahagiaan. Sisihkan lebih banyak waktu untuk mereka. Raihlah prestasi & hadapi tantangan seberat apapun, melalui cara-cara yang jujur utk membuat mereka bangga dgn kita. Bukannya melakukan perbuatan2 tak terpuji, yang membuat mereka malu.

Kepedulian kita pada mereka adalah salah satu kebahagiaan mereka yang terbesar. Bahkan seorang anak berusia 7 tahun berusaha melakukan yang terbaik untuk
membahagiakan ayah dan ibunya. Bagaimana dengan Anda ? Berapakah usia Anda saat ini ?

Apakah Anda masih memiliki kesempatan tersebut ? Atau kesempatan itu sudah hilang untuk selamanya.........?
=====================================

Salam hangat,

Sederhana dan Bahagia


Tidak seorangpun dapat kembali ke awal dan membuat permulaan yang baru, tetapi setiap orang dapat memulai dari sekarang dan membuat akhir yang baru.


(foto: Veronika di Pandan Sibolga)

Tuhan tidak menjanjikan hari hari tanpa sakit, tawa tanpa kesedihan, matahari tanpa hujan, tetapi Ia menjanjikan kekuatan untuk hari itu, penghiburan atas air mata dan cahaya dalam perjalanan.

Kekecewaan adalah seperti lubang di jalan, yang sedikit memperlambatmu, tetapi kemudian engkau menikmati jalan yang mulus. Jangan tinggal di lubang terlalu lama. Maju terus!

Jika engkau kecewa karena tidak mendapatkan apa yang kau inginkan, duduklah tegak dan berbahagialah, karena Tuhan sudah memikirkan sesuatu yang lebih baik untuk diberikan padamu.

Jika sesuatu terjadi padamu, baik ataupun buruk, pertimbangkan apa artinya. Ada tujuan pada setiap kejadian dalam hidup, untuk mengajarkanmu bagaimana lebih banyak tertawa atau tidak menangis tersedu sedu.

Engkau tidak bisa membuat seseorang mencintaimu, yang dapat kau lakukan adalah menjadi seseorang yang dapat dicintai, selebihnya terserah pada orang itu untuk menyadari nilaimu.

Adalah lebih baik kehilangan kebanggaan dirimu pada orang yang kau kasihi, daripada kehilangan orang yang kau kasihi karena keangkuhan.

Kita menghabiskan terlalu banyak waktu mencari orang yang tepat untuk dikasihi atau menemukan kesalahan orang yang kita kasihi, padahal seharusnya kira menyempurnakan kasih yang kita berikan.

Jangan mengabaikan teman lama. Engkau tidak akan menemukan orang yang dapat menggantikannya. Persahabatan itu seperti anggur, Semakin tua memakin baik.

(Penterjemah: Rainy)

Mengubah Cara Berpikir

Sekelompok wisatawan tertahan di suatu tempat asing di luar kota.
Mereka hanya menemukan bahan makanan yang kedaluwarsa. Karena lapar, mereka terpaksa menyantapnya, meskipun sebelumnya dicobakan dulu kepada seekor anjing yang ternyata menikmatinya dan tak terlihat efek sampingnya.



Keesokan harinya, ketika mendengar anjing itu mati, semua orang menjadi cemas. Banyak yang mulai muntah dan mengeluh badannya panas atau terserang diare. Seorang dokter dipanggil untuk merawat para penderita keracunan makanan. Sang dokter mulai mencari sebab-musababnya dari seekor anjing. Ketika hendak dilacak, eh ternyata anjing itu sudah mati karena terlindas mobil.
Apa yang menarik dari cerita di atas? Ternyata kita bereaksi menurut apa yang kita pikirkan, bukan berdasarkan kenyataan itu sendiri. We see the world as we are, not as it is. Akar segala sesuatu adalah cara kita melihat. Cara kita melihat mempengaruhi
apa yang kita lakukan, dan apa yang kita lakukan mempengaruhi apa yang kita dapatkan. Ini disebut sebagai model See-Do-Get.
Perubahan yang mendasar baru akan terjadi ketika ada perubahan cara melihat. Ada cerita menarik mengenai sepasang suami-istri yang telah bercerai. Suatu hari, Astri, nama wanita ini, datang ke kantor Roy, mantan suaminya. Saat itu Roy sedang melayani seorang pelanggan. Melihat Astri menunggu dengan gelisah, pimpinan kantor menghampirinya dan mengajaknya berbincang-bincang.
Si Bos berkata, "Saya begitu senang, suami Anda bekerja untuk saya. Dia seorang yang sangat berarti dalam perusahaan kami, begitu penuh perhatian dan baik budinya." Astri terperangah mendengar pujian si bos, tapi ia tak berkomentar apa-apa.
Roy ternyata mendengar komentar si bos. Setelah Astri pergi, ia menjelaskan, "Kami tak hidup bersama lagi sejak 6 bulan lalu, dan sekarang dia hanya datang menemui saya bila ia membutuhkan tambahan uang untuk putra kami."
Beberapa minggu kemudian telepon berbunyi untuk Roy. Ia mengangkatnya dan berkata, "Baiklah Ma, kita akan melihat rumah itu bersama setelah jam kerja." Setelah itu ia menghampiri bosnya dan berkata, "Astri dan saya telah memutuskan memulai lagi perkawinan kami. Dia mulai melihat saya secara berbeda tak lama setelah Bapak berbicara padanya tempo hari."

Bayangkan, perubahan drastis terjadi semata-mata karena perubahan dalam cara melihat. Awalnya, Astri mungkin melihat suaminya sebagai seorang yang menyebalkan, tapi ternyata di mata orang lain Roy sungguh menyenangkan. Astrilah yang mengajak rujuk, dan mereka kembali menikmati rumah tangga yang jauh lebih indah dari sebelumnya.
Segala sesuatu yang kita lakukan berakar dari cara kita melihat masalah. Karena itu, bila ingin mengubah nasib secara drastis, kita perlu melakukan revolusi cara berpikir. Stephen Covey pernah mengatakan: "Kalau Anda menginginkan perubahan kecil dalam hidup, garaplah perilaku Anda, tapi bila Anda menginginkan perubahan-perubahan yang besar dan mendasar, garaplah paradigma Anda."
Covey benar, perubahan tidak selalu dimulai dari cara kita melihat (See). Ia bisa juga dimulai dari perilaku kita (Do).

Namun, efeknya sangat berbeda.
Karena itu, untuk mengubah nasib, yang perlu Anda lakukan cuma satu: Ubahlah cara Anda melihat masalah. Mulailah melihat atasan yang otoriter, bawahan yang tak kooperatif, pelanggan yang cerewet dan pasangan yang mau menang sendiri sebagai tantangan dan rahmat yang terselubung. Orang-orang ini sangat berjasa bagi Anda karena dapat membuat Anda lebih kompeten, lebih profesional, lebih arif dan lebih sabar. Saya menyukai apa yang dikatakan John Gray, pengarang buku Men Are From Mars and Women Are From Venus.

Gray melihat masalah dan kesulitan dengan cara yang berbeda.

Ujarnya, "Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh."
(penulis: tidak dikenal)

Bertelefon kepada Allah

Saudara-saudara terkasih..., ini saya teruskan dari seorang teman di milis. Selamat menikmati.

BAGAIMANA KALAU ALLAH PUNYA ANSWERING MACHINE


Bayangkan pada saat kita berdoa dan mendengar ini: "Terima kasih, Anda telah menghubungi Rumah Bapa.

Pilihlah salah satu:
*Tekan 1 untuk 'meminta'.
* Tekan 2 untuk 'mengucap syukur'.
* Tekan 3 untuk 'mengeluh'.
* Tekan 4 untuk 'permintaan lainnya'."

Atau, bagaimana jika Allah memohon maaf seperti ini:
* "Saat ini semua malaikat sedang membantu pelanggan lain. Tetaplah menunggu. Panggilan Anda akan dijawab berdasarkan urutannya."

Bisakah Anda bayangkan pada saat berdoa, Anda mendapat respons seperti ini:
* "Jika Anda mau bicara dengan Gabriel, tekan 1.
* "Dengan Mikhail,tekan 2.
* "Dengan malaikat lainnya, tekan 3.
* "Jika Anda ingin mendengar nyanyian Raja Daud saat Anda menunggu, tekan 4.
* "Untuk mengetahui apakah orang yang Anda kasihi akan dipanggil ke Rumah Bapa, masukkanlah nomor KTP-nya.
* "Untuk pesan tempat di Rumah Bapa, tekanlah Y,O,H,A,N,E,S dan tekan 3,1,6.
* "Untuk jawaban pertanyaan tentang dinosaurus, umur bumi, dan di mana bahtera Nuh berada, silahkan tunggu sampai Anda tiba di sini."

Atau bisa juga Anda mendengar ini :
* "Komputer kami menunjukkan bahwa Anda telah satu kali menelpon hari ini. Silakan mencoba kembali esok hari."
* "Kantor ini ditutup pada akhir minggu. Silakan menelpon kembali hari Senin setelah pukul 9 pagi."

Namun puji Tuhan, Allah kita mengasihi kita, Anda dapat menelpon-Nya setiap saat !!!
Anda hanya perlu untuk memanggil-Nya sekali dan Tuhan mendengar Anda. Berkat Yesus, Anda tidak akan pernah mendapat nada sibuk. Tuhan menerima setiap panggilan dan mengetahui siapa pemanggil-Nya secara pribadi.

Ketika Anda memanggil dan Tuhan akan menjawab;
Anda akan menangis minta tolong dan DIA akan berkata :
"Ini AKU". ( Yesaya 58 : 9 ).

Ketika Anda memanggil, gunakan Nomor Telepon Darurat dibawah ini :
* Saat Berduka Cita, putar Yohanes 14
* Ketika dikecewakan sesama, putar Mazmur 27
* Jika Anda ingin berbuah, putar Yohanes 15
* Ketika Anda Berdosa, putar Mazmur 51
* Ketika Anda kawatir, putar Matius 6:19-34
* Ketika Anda dalam bahaya, putar Mazmur 91
* Ketika Tuhan terasa jauh, putar Mazmur 139
* Ketika Iman Anda perlu dikuatkan, putar Ibrani 11
* Ketika Anda merasa sendiri dan takut, putar Mazmur 23
* Ketika hidup Anda sedang dalam kepahitan, putar I Korintus 13
* Untuk Rahasia kebahagiaan Paulus, putar Kolose 3:12-17
* Untuk Arti Kekristenan, putar I Korintus 5:15-19
* Ketika Anda merasa kecewa dan ditinggalkan, putar Roma 8:31-39
* Ketika Anda menginginkan kedamaian dan ketenangan, putar Matius 11:25-30
* Ketika Dunia terlihat lebih besar dari Tuhan, putar Mazmur 90
* Ketika Anda ingin jaminan Kekristenan, putar Roma 8:1-30
* Ketika Anda meninggalkan rumah untuk bekerja atau bepergian, putar Mazmur 121
* Untuk penemuan/kesempatan besar, putar Yesaya 55
* Ketika Anda membutuhkan keberanian untuk suatu tugas, putar Yosua 1
* Supaya dapat bergaul dengan baik terhadap sesama, putar Roma 12
* Ketika Anda memikirkan kekayaan, putar Markus 10
* Saat Anda mengalami depresi, putar Mazmur 27
* Jika Anda kesulitan keuangan, putar Mazmur 37
* Jika Anda kehilangan kepercayaan terhadap orang, putar I Korintus 13
* Jika orang di sekitar kita tampak berlaku tidak baik, putar Yohanes 15
* Ketika Anda putus asa dengan pekerjaan, putar Mazmur 126
* Jika Anda menemukan bahwa dunia mengecil dan Anda merasa besar, putar Mazmur 19.

Nomor-nomor tersebut dapat langsung dihubungi.
Operator tidak diperlukan.

Seluruh saluran ke Surga terbuka 24 jam sehari !

GOD BLESS YOU ALL.

Seorang Sahabat

Perjalanan Terakhir Seorang Sahabat

"HARI ini, ketika kita menangisi Bapa Suci yang meninggalkan kita, kita membuka hati kita untuk visi takdir abadi kita. Selama seperempat abad Bapa Suci menyebarkan Kabar Gembira ke seluruh pelosok dunia, mengajar kita semua bahwa kematian bukanlah apa-apa, kecuali jalan lintasan menuju ke surga," kata Kardinal Angelo Sadano.
Ex-Papst Johannes Paul II.
(Foto: Keystone)


.
Nun jauh dari Italia, entah berapa ribu kilometer dari Vatican City, di Havana Presiden Kuba Fidel Castro secara tulus memuji Paus sebagai "pejuang persahabatan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal kata lelah dan sahabat kaum papa".

Kuba, yang secara resmi merupakan negara ateis sampai tahun 1992, memaklumkan hari berkabung nasional selama tiga hari. "Beristirahatlah dalam damai pejuang persahabatan sejati yang tidak kenal menyerah, musuh peperangan, dan sahabat kaum miskin," tulis Castro dalam buku dukacita yang disediakan misi Vatikan di Havana.

"Kepergian Anda menyakitkan kami, sahabat yang tidak dapat dilupakan, dan kami sungguh- sungguh berharap suri teladan Anda abadi," kata Fidel Castro yang menghadiri misa rekuiem di Katedral Havana, seperti diberitakan oleh BBC News. Ini merupakan kunjungan pertama Fidel Castro ke gereja dalam beberapa dasawarsa terakhir.

SAHABAT sejati. Begitu Castro menyebut Paus Yohanes Paulus II. Oleh karena itu, begitu tersiar berita bahwa Paus wafat, perasaan duka pun menembus batas-batas negara, batas-batas suku, dan batas-batas agama. Sulit dimungkiri bahwa Paus Yohanes Paulus II telah berhasil merebut hati bangsa-bangsa di pelbagai belahan bumi. "Ke mana pun ia pergi perdamaian, keadilan, dan kebenaran selalu yang disuarakan," demikian komentar Presiden Iran Mohammad Khatami, seperti dikutip Associated Press.

Ia diterima segala lapisan masyarakat: tua-muda, laki- perempuan, kaya-miskin, pejabat tinggi-rakyat biasa. Hal itu tercermin dari begitu banyaknya pelayat di jalan-jalan yang menuju ke Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Ratusan ribu orang, bahkan diperkirakan dua juta hingga tiga juta orang, akan memberikan penghormatan terakhir pada hari ini saat pewaris Takhta Petrus, hamba dari semua hamba Tuhan diantar ke tempat peristirahatan terakhir.

Sebanyak 200 kepala negara dan pemerintahan datang di Vatikan. Mereka berasal dari negara-negara di Eropa hingga Amerika Serikat (AS) dan Kanada, dari Afrika hingga Amerika Latin, dari Timur Tengah hingga Timur Jauh. Tak kurang dari 40 presiden yang disebutkan akan menghadiri acara pemakaman Paus Yohanes Paulus II. Mereka antara lain Presiden AS George W Bush, Presiden Iran Mohammad Khatami, Presiden Israel Moshe Katzav, Presiden Lebanon Emile Lahoud, dan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Selain itu, juga sejumlah presiden dari negara-negara di Amerika Latin, seperti Presiden Bolivia Carlos Mesa, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, Presiden Meksiko Vicente Fox, dan Presiden Guatemala Oscar Berger. Sementara dari negara-negara Eropa, misalnya, Presiden Yunani Carolos Papoulias, Presiden Latvia Vaira Vike-Freiberga, Presiden Lituania Valdas Adamkus, Presiden Perancis Jacques Chirac, dan Presiden Jerman Horst Koehler. Sejumlah raja yang juga dinyatakan akan hadir antara lain Raja Belgia Albert II, Raja Sp
anyol Juan Carlos, dan Raja Swedia Carl Gustaf. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Kofi Annan pun akan hadir.

Perdana menteri (PM) yang tercatat akan hadir antara lain PM Turki Recep Tayyip Erdogan, PM Sri Lanka Mahinda Rajapakse, PM Palestina Ahmed Qorei, PM Rusia Mikhail Fradkov, dan PM Kanada Paul Martin. Adapun menteri luar negeri (menlu) yang akan mengikuti pemakaman Paus atas nama negara masing-masing antara lain Menlu Cile Ignacio Walker, Menlu El Salvador Francisco Lainez, dan Menlu Jepang Yoriko Kawaguchi. Adapun delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Alwi Shihab.

Semua itu membuktikan bahwa Paus diterima oleh semua orang dari berbagai strata sosial masyarakat. Banyaknya orang yang memberikan penghormatan terakhir itu memberikan bukti kemanusiaan dia. Paus Yohanes Paulus II terlihat begitu dekat dan dapat disentuh, terutama bagi anak-anak dan kaum muda. Ia mau mendengarkan banyak keluhan dari semua yang bertemu dengannya.

Ia dapat menyentuh kelompok-kelompok agama lain: Protestan, Ortodoks, Kristen, Islam, dan juga Yahudi. Usahanya untuk mendamaikan Gereja Katolik dengan komunitas Yahudi, deklarasinya bahwa anti-Semitisme adalah dosa merupakan bagian kecil dari karya nyatanya. Usahanya mengombinasikan prinsip-prinsip konservatif, yang begitu kental untuk kepentingan kesucian manusia dengan semangat ekumenis, membuatnya mampu menyentuh ke segala penjuru benua.

Setiap orang yang menemukan sesuatu yang istimewa dalam diri Paus Yohanes Paulus II juga menemukan sesuatu dalam dirinya sendiri. Ia membuat kita semua merenung, siapa kita kini, mengapa kita berpikir dan percaya atau mengapa kita tidak percaya, serta apa yang kita lakukan. Setiap ucapannya, baik itu menyangkut perdamaian, keadilan, dan kebenaran, seakan mewakili suara hati setiap orang yang mendengarnya.

Tidak ada yang perlu disangsikan dan diperdebatkan tentang karya nyata selama 26 tahun ia menduduki Takhta Suci. Itulah sebabnya begitu banyak orang bergegas ke Vatikan untuk memberikan penghormatan terakhir. Ia adalah "a man for all faiths" begitu tulis Suzanne Fields di The Washington Post (7/4). Ia milik semua orang.

KEHADIRAN para pemimpin negara dan pemerintahan itu di satu sisi menunjukkan penghormatan mereka kepada Paus atas semua karyanya. Akan tetapi, sulit dimungkiri pula bahwa wafat, pemakaman Paus Yohanes Paulus II, telah menjadi sebuah panggung raksasa. Bagi para politikus ini merupakan panggung politik di tingkat global, yang penontonnya adalah masyarakat dunia.

Mereka yang sadar akan betapa pentingnya panggung itu akan memanfaatkan kondisi ini semaksimal mungkin. Siapa pun yang naik ke panggung itu-hadir dalam pemakaman Paus Yohanes Paulus II-akan menjadi sorotan, akan menjadi perhatian seluruh mata dunia karena hari ini mata dunia diarahkan ke Vatikan. (trias kuncahyono)

kontak eMAIL dan komentar...





Terima kasih Anda telah meluangkan waktu untuk berkunjung di blogs pribadiku. Komentar dan Saran Anda, sangat berharga bagiku. Karena itu silahkan menuliskannya apa pun komentar Anda akan diteima dengan senang hati! Klik eMAIL intuk menulis komentar. Salam hangat dan kasih!